jodoh...
percayakah gw sama jodoh?
percayakah gw kalo jodoh itu ga akan kemana?
percayakah gw kalo jodoh itu ga' harus di cari?
ntahlah...
gw ga tau jawabannya
mungkin gw percaya
mungkin ga percaya
gw pengen percaya
tapi, gw dah terlalu cape' tuk menunggu datangnya jodoh itu
gw udah terlalu putus asa tuk menunggu si jodoh
gw udah terlalu kecewa tuk berusaha percaya dengan itu semua
gw pengen ga' percaya
tapi, tetap saja hati gw memaksa tuk percaya
se-cape' apapun gw
se-putus asa apapun gw
se-kecewa-kecewanya gw
tetap saja hati gw memaksa untuk percaya
hahahahaha...
ternyata jawabannya, gw percaya dengan jodoh
Minggu, 09 Agustus 2009
Selasa, 04 Agustus 2009
Untuk Cinta Pertamaku
Untukmu, cinta pertamaku
Saat tadi kamu menghubungiku dan menanyakan bagaimana kabarku, aku merasa sangat senang. Sudah lama kamu tidak menghubungiku. Sudah lama kita tidak saling menukar kabar.
Aku yang saat ini sedang sedih dengan masalah yang kuhadapi, langsung ingin bercerita kepadamu. Tetapi, sebelum aku sempat bercerita tentang masalahku, kamu sudah tahu kalau saat ini aku sedang ada masalah. Kamu bahkan bisa dengan tepat menebak apa masalah yang sedang aku hadapi. Hahaha…. Aku hanya bisa tertawa di dalam hati. Kamu masih saja bisa menebak isi hatiku walaupun kita tidak bertemu secara langsung.
Aku senang, aku bisa mengeluarkan semua keluh kesahku. Aku senang, kamu bersedia mendengarku dan memberiku semangat agar dapat menghadapi semuanya. Kamu memberikan ketenangan kepadaku. Kamu membuat air mata yang sedari tadi terus mengalir karena kesedihan yang kurasakan, berhenti mengalir. Aku benar-benar senang kamu telah menghubungiku.
Hah…. Aku jadi teringat lagi dengan masa-masa itu. Kamu yang begitu lembut dan dewasa. Kamu yang selalu menyayangiku dengan hangat. Kamu yang selalu membuatku berdebar-debar. Kamu yang sudah mampu membuatku menjadi “aku” yang sebenarnya dan membuatku membuang topeng-topeng yang selalu aku pakai dulu. Kamu yang begitu berarti. Hah… semuanya benar-benar segar diingatanku saat ini.
Hai cinta pertamaku. Tahukah kamu? Sampai sekarang, belum ada laki-laki yang bisa menandingimu. Kamu masih tetap yang terbaik di dalam hidupku. Tetapi, sejujurnya hal itu malah merugikanku. Aku jadi tidak bisa lepas dari bayang-bayang dirimu. Aku masih saja memikirkanmu. Padahal, aku tahu dengan pasti, waktuku denganmu sudah lama habis. Sekarang bukanlah waktuku bersamamu. Semuanya sudah berlalu. Aku tahu itu dengan pasti…
Untukmu, cinta pertamaku… dengarlah semua yang kukatakan ini. Aku dulu benar-benar mencintaimu dengan setulus hati. Aku dulu benar-benar menyayangimu dengan sepenuh hati. Aku dulu maupun sekarang tidak akan melupakan kamu yang keberadaannya sangat berarti bagiku. Terima kasih sudah hadir di kehidupanku.
Saat tadi kamu menghubungiku dan menanyakan bagaimana kabarku, aku merasa sangat senang. Sudah lama kamu tidak menghubungiku. Sudah lama kita tidak saling menukar kabar.
Aku yang saat ini sedang sedih dengan masalah yang kuhadapi, langsung ingin bercerita kepadamu. Tetapi, sebelum aku sempat bercerita tentang masalahku, kamu sudah tahu kalau saat ini aku sedang ada masalah. Kamu bahkan bisa dengan tepat menebak apa masalah yang sedang aku hadapi. Hahaha…. Aku hanya bisa tertawa di dalam hati. Kamu masih saja bisa menebak isi hatiku walaupun kita tidak bertemu secara langsung.
Aku senang, aku bisa mengeluarkan semua keluh kesahku. Aku senang, kamu bersedia mendengarku dan memberiku semangat agar dapat menghadapi semuanya. Kamu memberikan ketenangan kepadaku. Kamu membuat air mata yang sedari tadi terus mengalir karena kesedihan yang kurasakan, berhenti mengalir. Aku benar-benar senang kamu telah menghubungiku.
Hah…. Aku jadi teringat lagi dengan masa-masa itu. Kamu yang begitu lembut dan dewasa. Kamu yang selalu menyayangiku dengan hangat. Kamu yang selalu membuatku berdebar-debar. Kamu yang sudah mampu membuatku menjadi “aku” yang sebenarnya dan membuatku membuang topeng-topeng yang selalu aku pakai dulu. Kamu yang begitu berarti. Hah… semuanya benar-benar segar diingatanku saat ini.
Hai cinta pertamaku. Tahukah kamu? Sampai sekarang, belum ada laki-laki yang bisa menandingimu. Kamu masih tetap yang terbaik di dalam hidupku. Tetapi, sejujurnya hal itu malah merugikanku. Aku jadi tidak bisa lepas dari bayang-bayang dirimu. Aku masih saja memikirkanmu. Padahal, aku tahu dengan pasti, waktuku denganmu sudah lama habis. Sekarang bukanlah waktuku bersamamu. Semuanya sudah berlalu. Aku tahu itu dengan pasti…
Untukmu, cinta pertamaku… dengarlah semua yang kukatakan ini. Aku dulu benar-benar mencintaimu dengan setulus hati. Aku dulu benar-benar menyayangimu dengan sepenuh hati. Aku dulu maupun sekarang tidak akan melupakan kamu yang keberadaannya sangat berarti bagiku. Terima kasih sudah hadir di kehidupanku.
Orang yang dulu sangat mencintaimu
Langganan:
Postingan (Atom)