Kamis, 21 April 2011

The Story

Semalam aku bermimpi...

Kost-an tempat tinggalku adalah kost-an campuran. Kost-an tersebut di bagi menjadi wilayah cewek dan wilayah cowok. Wilayah cewek di lantai dua dan wilayah cowok di lantai satu. Di lantai satu tinggal seorang cowok yang aku sukai. Dia lebih tua setahun dariku. Kamarnya di dekat tangga menuju lantai dua, wilayah cewek. Awalnya aku tidak berani untuk menyapanya. Kemudian pada suatu hari ada suatu kejadian yang mengharuskan aku untuk masuk ke dalam kamarnya. Aku tidak ingat kenapa, akan tetapi hal tersebut membuatku sangat senang. Kamarnya cukup luas. Ada sesuatu yang menarik perhatianku, yaitu ada banyak sekali boneka-boneka mungil di lemari TV-nya. Akhirnya, semenjak hari itu aku jadi sering mengobrol dengannya dan juga sering main ke kamarnya, entah itu hanya untuk mengobrol saja ataupun mengerjakan tugas.

Suatu hari aku jalan-jalan ke mall bersama teman-teman satu kost-an. Dia juga ikut, akan tetapi kemudian dia pulang duluan karena ada urusan. Kami masih terus cuci mata di mall tersebut. Kemudian, tanpa sengaja aku melihat dia pergi dengan seorang cewek, dan cewek itu adalah seniorku di kampus. Aku cukup kaget. Aku sama sekali tidak menyangka kalau urusan yang dia maksud itu adalah “kencan” dengan seniorku. Aku sama sekali tidak tahu kalau dia sudah punya pacar. Aku pikir dia tidak punya pacar karena kupikir dia tipe anak “DKM” yang tidak pernah berpikiran untuk pacaran. Ah... rasanya hatiku sakit sekali. Aku langsung patah hati di tempat!

Aku dan teman-teman dengan penasaran membututinya (oh iya, teman-temanku tahu kalau aku suka dia). Hingga akhirnya kami ketahuan olehnya. Dia langsung menghampiri kami dan kemudian meninggalkan “pacarnya”. Aku cukup bingung dengan sikapnya.

Aku berjalan di belakang di sebelah dia. Teman-teman yang lain terlihat “sengaja” menyibukan diri dan mulai meninggalkan kami di belakang.

“Kenapa kakak ninggalin dia?” tanyaku penasaran.

“Capek...” jawabnya pelan.

Aku makin bingung.

“Kok capek?”

“Aku capek berhubungan sama dia. Kalau jalan sama dia, aku pasti akan kembali ke diriku yang dulu. Merokok, mabuk-mabukan, ke diskotik....”

Aku kaget mendengarnya.

“Terus... kenapa kakak janjian sama dia?”

“Oh... itu... aku gak pernah janjian sama dia. Tadi itu kebetulan aku melihat dia ada di sini. Jadi kebetulan sekali buat mutusin hubungan sama dia.”

“Jadi yang tadi kalian berantemin itu tentang hal ini toh.” Ujarku lega.

“Benar. Jadi kamu jangan salah paham lagi yah. Kan kamu udah ngikutin kami dari tadi dan melihat semuanya. Gak ada hal aneh yang terjadi, kan?” serunya seraya tersenyum.

“Iya. Eh... siapa yang ngikutin kakak? Kami cuma kebetulan lewat aja kok pas kakak lagi berantem. Beneran deh, serius!!” ujarku panik.

“Iya... iya... aku ngerti.” katanya seraya tersenyum sambil mengacak rambutku.

Aku berjalan menunduk di sebelahnya. Aku malu sekali dan entah kenapa aku jadi curiga sekali kalau dia sudah tahu bagaimana perasaanku kepadanya.

Hubunganku dengan dia semakin dekat. Kami semakin sering bersama dan aku semakin sering bermain ke kamarnya. Dia bersikap seolah-olah tahu bagaimana perasaanku kepadanya dan bersikap seolah-olah dia juga memiliki perasaan kepadaku. Membuatku menjadi semakin berharap.

Beberapa waktu berlalu. Kami semua (aku, teman-teman satu kost-an, dan dia yang beberapa waktu yang lalu jalan-jalan ke mall) jalan-jalan ke sebuah danau. Danau itu tidak terlalu besar. Kira-kira berdiameter 20 meter. Aku dan dia berjalan di pinggir danau sambil mengobrol. Aku mulai menikmati keindahan danau itu. Hingga akhirnya aku terhanyut dengan keindahan itu dan tanpa sadar terus berjalan meninggalkan dia yang telah berhenti berjalan. Aku baru menyadarinya setelah berada di seberang. Dia berdiri di seberang, memandangku.

“Kak!!! Kenapa masih di sana?” teriakku.

Dari seberang, aku dapat melihat mulutnya bergerak, mengatakan sesuatu. Aku tidak bisa mendengar kata-katanya. Kemudian dia tersenyum lembut kepadaku.

“Kakak bilang apa?? Aku tidak bisa dengar!” tanyaku sambil berteriak.

Dia hanya membalas dengan tersenyum....

Dan aku terbangun tanpa mengetahui apa yang di katakannya. Mimpi itu benar-benar membuatku tertegun. Aku jadi sangat penasaran dengan dia. Siapa namanya? Apakah dia nyata? Aku benar-benar ingin tahu karena di dalam mimpi itu i’m totally in love with him. Aku ingin bertemu dengannya di kehidupan nyata. Karena dia yang begitu berkesanlah aku membuat cerita ini. Setidaknya apabila aku benar-benar bertemu dengannya nanti, aku akan ingat bahwa aku pernah bertemu dia di dalam mimpi.

Tidak ada komentar: